Friday, April 19, 2024

Derapan

 


24.4.19

    Di ruang dingin yang hanya dibaluti oleh putih urna, bunyi derapan demi derapan kedengaran. Seakan irama yang sedang bermain dan menggusarkan jiwa si halwa. Tempat istirahat yang berpenghuni kini kosong, kusam keadaannya walaupun warna yang dianggap suci membaluti segenap ruang itu. Kala ini, ada yang sedang berjuang dan ada si penanti perjuangan itu. Ruang yang sepi itu tidak menenangkan jiwa, tidak memberi kenyamaan lagi sebaliknya perlahan mendera segenap rasa. Serangkap demi serangkap doa telah dilangitkan, memasang setingginya cahaya harapan kepada Kun Faya KunNya. Menyelit juga harapan tiada hujan kasar menghempas bumi ketika sudah cukup dingin buana ini. Aksara dilakar di laman putih bagi menzahir rasa yang sedang berkelana. Seolah-olah mata pena yang ingin menyelesaikan masalah melalui tintanya. Semakin lama, semakin kurang rasa gusar itu walaupun derapan masih bersilih ganti.  Akhirnya, harapan pemilik pena itu digantungkan pada serangkai ayat yang penuh keajaiban iaitu Hasbunallah Wanikmal Wakil.


-MekAin-

No comments:

Post a Comment

Usaha, tawakal dan doa!

Kekejaman Seorang Wanita

Kekejaman seorang wanita yang telah diaksara, yang membunuh segar sebuah sukma. Menikam segenap ruang yang ingin merasai bahagia. Memusnahka...