Aku bertemu lagi si pemilik rindu ini, dengan cara yang sama. Kebisuan masih menjadi peneman di antara kami dan yang seakan bicara hanyalah tatapan yang mengisi ruangan kosong itu seperti dulu. Setiap teriakan selama ini akhirnya menjadi bait-bait ayat dalam tulisan, menjadi kisah dalam tinta nukilan yang membuatkan aku tidak mampu mengusirnya pergi. Sebegitu lemah sukma yang selama ini didik keras dan kental melawan rasa, namun tetap kalah pada rasa yang lepas.
Rindu yang mengguyur hati sekaligus menghambat kebebasanku, yang sering meneggelamkan aku dalam sandiwara mimpi, membuatkan aku terus membina pengharapan, akhirnya aku yang akan dihempas kecewa sendirian.
ku mohon berhenti
Bukan kepadamu tetapi untuk diriku sendiri.
-PR-
No comments:
Post a Comment